Kira-kira, diperlukan berapa kali peringatan yang harus diberikan oleh Allah Swt. agar seorang hamba dapat menobati semua dosa dan kesalahannya? Faktanya, manusia adalah makhluk yang suka membandel dengan semua peringatan atas dosa-dosanya. Meski teguran jelas-jelas datang untuk membuat jera, toh keesokan harinya, dosa serupa masih pula dilakukan. Lantas, masih pantaskah hamba serupa ini sekadar diperingatkan?
Allah Swt. telah mendatangkan penyakit sebagai peringatan atas buruknya pola hidup kita. Berbagai penyakit seperti darah tinggi, diabetes, bahkan serangan jantung merupakan manifes dari buruknya pola makan dan minum serta keengganan berolah raga yang seharusnya sudah menjadi hak raga kita. Yang lebih memprihatinkan yaitu ketika datangnya berbagai penyakit tersebut justru membuat kita kufur nikmat. Ya, tak jarang kita hanya bisa mengeluh karena sakit yang diderita, daripada mensyukuri nikmat sehat yang dulu pernah kita terima.
Lalu, kita juga diperingatkan bahwa jatah umur di dunia makin berkurang dari hari ke hari. Ini ditandai dengan munculnya segaris demi segaris keriput di wajah kita juga lembar-demi lembar uban di antara rambut hitam kita. Alih-alih memaknai itu sebagai peringatan, kita sibuk mengoleskan krim anti-aging serta berbagai produk cat rambut agar bisa tetap terlihat muda. Ketika melihat darah daging yang sekarang sudah tumbuh dewasa, kita malah direpotkan (atau mungkin sengaja merepotkan diri) mengurusi segala detail sisi kehidupan mereka. Kita mungkin lupa bawa mereka sekarang adalah sosok dewasa yang bisa mengurusi segala keperluan hidup sendiri. Seharusnya, saat seperti ini adalah waktunya kita untuk bernapas lega karena tanggung jawab mendidik mereka sedikit banyak sudah tertunaikan dan masanya kita meluangkan waktu untuk diri kita sendiri. Tidak lain adalah dengan menghabiskan waktu tersebut dengan mendekatkan diri kepada-Nya mengingat peringatan-Nya akan semakin menipisnya jatah usia kita sudah jelas tergambar dari tumbuh dewasanya putra-putri kita.
Beragam bencana, seperti banjir maupun gempa, juga sudah seyogianya menjadi peringatan bagi kita. Ya, Allah Swt. tengah mengingatkan kita bahwa kota ini, provinsi ini, negara ini, bahkan dunia ini sudah terlampau jauh dari nilai-nilai Islam. Sebagai penguasa sebuah wilayah, sudah saatnya kita mencanangkan program yang bernapaskan Islam dan menentang segala desakan program kemaksiatan. Dan, hal tersebut harus dilakukan sekarang sebelum peringatan yang lebih keras diberikan.
Semoga, abainya kita atas peringatan itu adalah murni lemahnya iman kita dan bukannya bentuk pembangkangan atas peringatan yang Allah Swt. berikan. Semoga!